Minggu, 21 Desember 2008

PROPOSAL

PROPOSAL


SANTUNAN YATIM PIATU DAN DHU’AFA

DI

MAJLIS TA’LIM ALHADDAD
TAHUN 2009 M/1430 H

“Apabila manusia meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, yaitu
shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh
yang mendo’akan orang tuanya”.
(Al-Hadits)

SEKRETARIAT PANITIA MAJLIS TA’LIM AL HADDAD
Jl. Beringin Kmp. Pakis Rt. 02/04 No. 46 Ds. Rawa Kalong Kec. Gunung Sindur Kab. Bogor Jawa Barat.
Tlp. 021-70371449, HP. 0816 119 88 75
http://mtalhaddad.blogspot.com. E-mail: alhaddadm63@yahoo.co.id

NO : 01/MTA/XII/2008
Lamp. : 3
Hal : Permohonan Dana Santunan Yatim Piatu dan Kaum Dhu’afa


Kepada Yth,
Bpk/Ibu/Saudara/i
Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua, shalawat dan salam terlimpah kepada Rasulullah saw yang syafaatna kita harapkan di akhirat.
Dalam menyambut 10 Muharram 1430H, Majelis Ta’lim Al-Haddad akan mengadakan acara rutin dengan menyantuni anak-anak yatim piatu yang ada dalam asuhan M.T. Al-Haddad. Dengan demikian kami selaku pengurus mengajak kepada kaum muslimin Bapak/Ibu/sadara/i, untuk dapat menginfakkan sebagian rezekinya untuk menyantuni anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa, sebagai wujud taat atas perintah Allah dan Rasul sesuai dengan firman Allah swt.
Oleh karenanya dana yang kami butuhkan untuk terselenggaranya acara ini sebesar Rp. 12.800.000,- ( dua belas juta delapan ratus ribu rupiah ).
Bersama ini kami lampirkan susunan panitia, susunan acara kegiatan dan daftar santunan.
Besar harapan kami adanya bantuan dan uluran tangan dari Bpk/Ibu dan Saudara/i demi terlaksananya acara tersebut.
Atas partisipasi dan dukungan Bapak/Ibu dan Saudara/i kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga amal dan budi baik dari Bapak/Ibu dan Saudara/i dapat menjadi berkah dan barokah bagi kita semua. Amiin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bogor, 16 Desember 2008
Koordinator Panitia Sekretaris



Dwi Romahwan Maria Ulfah

Mengetahui,
Lurah Rawa Kalong Pengasuh M.T Al-Haddad Kepala Dusun



H. Mawar Rias Asmara Al-Habib Abdurrohman Al-Haddad M. Atim Aryadi



A. PENDAHULUAN

Kesadaran untuk berbagi, tidak saja merupakan sikap mulia yang diajarkan semua agama. Lebih jauh dari itu, pikiran dan naluri manusia sebagai makhluk sosial selalu menuntut kita untuk bersikap peduli dan peka terhadap segala penderitaan, kekurangan dan keterbatasan yang dirasakan sesama. Ada sisi lain dari bathin kita yang ikut menderita atau merasa bersalah ketika kita memiliki dan merasakan kemudahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, sementara di saat yang sama kita tahu, ada di sekitar kita yang bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok pun terasa sulit.
Ada setitik cahaya yang menjadi harapan kita bersama, ketika naluri kesadaran kita tergerak untuk melakukan amal nyata, dengan berbagi terhadap sesama maka kitapun dapat saksikan tidak saja para tokoh dan pemuka agama, para cendikiawan, profesional, mahasiswa, pejabat pemerintah bahkan para pengusahapun saat ini telah semakin menyadari hak orang lain dan ia merasa harus memberikannya kepada yang berhak menerimanya.
Dan kami jama’ah Majlis Ta’lim Al-Haddad dan berbagai donator terketuk hati untuk berpartisipasi untuk secara bersama-sama membantu saudara kita yang membutuhkan. Semoga ini menjadi amal kebajikan dan merupakan ibadah yang akan memiliki nilai yang sangat mulia dihadapan Allah SWT.
Amiin Ya Rabbal Allamin.

B. LANDASAN PEMIKIRAN

Dalam Al-Quran surat Al-Ma’un ayat 1-7 Allah swt berfirman: “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjungkan memberi makan orang miskin, maka celakalah bagi orang-orang yang sholeh yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna”.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Menjadikan momentum ini sebagai titik tolak langkah kedepan untuk menumbuh kembangkan dan memasyarakatkan nilai-nilai Al-Islam.

2. Tujuan
Sebagai wujud keperdulian terhadap sesama – khususnya anak-anak yang yatim,piatu dan dhuafa yang membutuhkan kasih sayang – melalui bersilaturahim.



D. TEMA

“Santunan Yatim Piatu dan Kaum Dhu’afa

E. WAKTU PELAKSANAAN

Acara yang InsyaAllah akan dilaksanakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 07 Januari 2009 M/10 Muharram 1430 H
Waktu : 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Majlis Ta’lim Al-Haddad Bogor (kediaman Al Habib
Abdurrohman Al Haddad)

F. SUSUNAN ACARA

NO JAM KEGIATAN KETERANGAN
1 09.00 – 09.30 Pembukaan MC
2 09.30 – 10.00 Kalam Ilahi Undangan
3 10.00 – 10.10 Sambutan Koordinator Panitia
4 10.10 – 11.00 Tasyakur dan do’a Pengasuh M.T. Al Haddad
5 11.00 – 11.30 Santunan Pengasuh M.T. Al Haddad dan Panitia
6 11.30 – 12.00 Ramah Tamah Panitia dan Peserta

G. ANGGARAN BIAYA

1. Sumber Dana; santunan berupa uang dari donator yang tidak mengikat
2. Pengeluaran
a. Persiapan, Pelaksanaan, evaluasi dan laporan kegiatan
b. Perincian biaya lengkap terdapat pada lampiran


H. SUSUNAN PANITIA

( Terlampir )

I. PENUTUP

Besar harapan kami momentum ini bisa menjadi titik tolak untuk keberperanan remaja dan seluruh komponen masyarakat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan syiar dan dakwah Islam.
Dan kami menyadari sepenuhnya, bahwa tujuan tersebut tentunya tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Dan pada akhirnya tujuan tersebut adalah tanggung jawab kita bersama sebagai umat yang terbaik dan rahmat bagi sekalian alam, dan sebagai wujud partisipasi dan kepedulian anda untuk tegaknya syiar islam. Semoga Allah meridhoi langkah kita, Amin.



SUSUNAN KEPANITIAAN SANTUNAN YATIM PIATU DAN KAUM DHU’AFA
MAJLIS TA’LIM AL HADDAD TAHUN 2009 M/1430 H





Penanggung Jawab : H. Mawar Rias Asmara
Murmadi
Sumanto

Pengarah : M.Atim Aryadi
Rusli
Agus Muhdi

Pengasuh : Habib Abdurrohman Al-Haddad

Koordinator Panitia : Dwi Romahwan
Sayaifullah
Anwar

Sekretaris : Maria Ulfah
Wakil Sekretaris : Firmansyah

Bendahara : Qomaruddin
Wakil Bendahara : Evi Nurjannah

Seksi Acara : Saidi
Fakar

Seksi Konsumsi : Enan
Yanti

Seksi Humas : Andi
Zaki

Seksi Dokumentasi : Dodi
Arfan

Seksi Transportasi : Jamal
Munih

Seksi Perlengkapan : Mardalih
Muklis

Seksi Keamanan : Eko
Fiqi















DAFTAR NAMA PENERIMA DANA SANTUNAN YATIM PIATU
DAN KAUM DHU’AFA M.T. AL - HADDAD
TAHUN 2009 M/1430 H

A. Yatim Piatu

NO NAMA ALAMAT
1 Nurmaniah Kmp. Pakis
2 Dayanti Kmp. Pakis
3 Ita Kmp. Pakis
4 Bagus Kmp. Pakis
5 Irna Kmp. Pakis
6 Lusi Kmp. Pakis
7 Lalita Kmp. Pakis
8 Tegar Kmp. Pakis
9 Teguh Kmp. Pakis
10 Nung bayi Rw. Kalong
11 Elis Rw. Kalong
12 Afri Rw. Kalong
13 Asep Rw. Kalong
14 Anas Rw. Kalong
15 Firman Rw. Kalong
16 Sindi Rw. Kalong
17 Yanti Rw. Kalong
18 Andi Rw. Kalong
19 Desi Rw. Kalong
20 Dani Rw. Kalong
21 Udin Rw. Kalong
22 Nung Rasan Rw. Kalong
23 Rano Rw. Kalong
24 Sintia Nur Cahyani Keby. Lama
25 Nurjannah Cimanggis
NO NAMA ALAMAT
26 Rohim Cimanggis
27 Rojak Cimanggis
28 Nia Cimanggis
29 Dian Pd. Pinang
30 Roni Pd. Pinang
31 Syahrul Pd. Pinang
32 Aji Pd. Pinang
33 Waskito Pd. Pinang
34 Farhan Pd. Pinang
35 Junaidi Pd. Pinang
36 Samsul Pd. Pinang
37 Dayat Pd. Pinang
38 Faruk Pd. Pinang
39 Irham Pd. Pinang
40 Rahmat Pd. Pinang
41 Laili Keby. Baru
42 Novi Keby. Baru
43 Januar Keby. Baru
44 Ninda Keby. Baru
45 Reza Keby. Baru
46 Agung Keby. Baru
47 Amri Keby. Baru
48 Susilawati Keby. Baru
49 Ridwan Keby. Baru
50 Sidiq Keby. Baru


B. Dhu’afa

NO NAMA
1 Ibu Rofiah
2 Ibu Romlah
3 Ibu Rohani
4 Ibu Rofi’ah
5 Ibu Jamilah
6 Ibu Rokayah
7 Ibu Zulfah
8 Ibu Yeni
9 Ibu Eis
10 Ibu Leli
11 Ibu Nurjannah
12 Ibu Kokom
13 Ibu Rukyati
14 Ibu Tati
15 Ibu Suryani
16 Ibu Rumiyati
17 Ibu Ratna Sari
18 Ibu Marifah
19 Ibu Salbiah
20 Ibu Syarifah


PENGELUARAN DANA SANTUNAN YATIM PIATU DAN KAUM DHU'AFA
MAJLIS TA'LIM ALHADDAD TAHUN 2009 M/1430 H


NO JML JIWA PENGELUARAN JUMLAH TOTAL
1 70 Santunan Dana Rp100,000 Rp7,000,000
2 28 Transport panitia Rp75,000 Rp2,100,000
3 1 Administrasi Rp275,000 Rp275,000
4 1 Dokumentasi Rp100,000 Rp100,000
5 115 Catering ( + tamu undangan ) Rp20,000 Rp2,300,000
6 115 Snack (+ tamu undangan ) Rp5,000 Rp575,000
7 2 Keamanan Rp50,000 Rp100,000
8 2 Kebersihan Rp100,000 Rp200,000
9 1 Undangan (pengisi acara) Rp150,000 Rp150,000
TOTAL Rp12,800,000


Mengetahui, Bogor, 16 Des 2008
Pengasuh M.T. Al-Haddad Koordinator Panitia




Habib Abdurrohman Al-Haddad Dwi Romahwan

Jumat, 19 Desember 2008

penerima santunan MTALHADDAD

DAFTAR NAMA PENERIMA DANA SANTUNAN YATIM PIATU
DAN KAUM DHU’AFA M.T. AL - HADDAD
TAHUN 2009 M/1430 H

A. Yatim Piatu

NO NAMA ALAMAT
1 Nurmaniah Kmp. Pakis
2 Dayanti Kmp. Pakis
3 Ita Kmp. Pakis
4 Bagus Kmp. Pakis
5 Irna Kmp. Pakis
6 Lusi Kmp. Pakis
7 Lalita Kmp. Pakis
8 Tegar Kmp. Pakis
9 Teguh Kmp. Pakis
10 Nung bayi Rw. Kalong
11 Elis Rw. Kalong
12 Afri Rw. Kalong
13 Asep Rw. Kalong
14 Anas Rw. Kalong
15 Firman Rw. Kalong
16 Sindi Rw. Kalong
17 Yanti Rw. Kalong
18 Andi Rw. Kalong
19 Desi Rw. Kalong
20 Dani Rw. Kalong
21 Udin Rw. Kalong
22 Nung Rasan Rw. Kalong
23 Rano Rw. Kalong
24 Sintia Nur Cahyani Keby. Lama
25 Nurjannah Curug Tgr
NO NAMA ALAMAT
26 Rohim Curug Tgr
27 Rojak Curug Tgr
28 Nia Curug Tgr
29 Dian Pd. Pinang
30 Roni Pd. Pinang
31 Syahrul Pd. Pinang
32 Aji Pd. Pinang
33 Waskito Pd. Pinang
34 Farhan Pd. Pinang
35 Junaidi Pd. Pinang
36 Samsul Pd. Pinang
37 Dayat Pd. Pinang
38 Faruk Pd. Pinang
39 Irham Pd. Pinang
40 Rahmat Pd. Pinang
41 Laili Keby. Baru
42 Novi Keby. Baru
43 Januar Keby. Baru
44 Ninda Keby. Baru
45 Reza Keby. Baru
46 Agung Keby. Baru
47 Amri Keby. Baru
48 Susilawati Keby. Baru
49 Ridwan Keby. Baru
50 Sidiq Keby. Baru


B. Dhu’afa
NO NAMA
11 Nurjannah
12 Kokom
13 Rukyati
14 Tati
15 Suryani
16 Rumiyati
17 Ratna Sari
18 Marifah
19 Salbiah
20 Ma’ Ipung

NO NAMA
1 Rofiah
2 Romlah
3 Rohani
4 Rofi’ah
5 Jamilah
6 Rokayah
7 Zulfah
8 Yeni
9 Eis
10 Leli

Sabtu, 13 Desember 2008

Riwayat Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad

Sekilas Biografi Al-Imam Abdullah Al-Hadad (Shohibur Ratib)

Imam Al-Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Hadad, lahir hari Rabu, Malam Kamis tanggal 5 Bulan Syafar 1044 H di Desa Sabir di Kota Tarim, wilayah Hadhromaut, Negeri Yaman.

Nasab

Beliau adalah seorang Imam Al-Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Hadad bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwy bin Ahmad bin Abu Bakar Al–Thowil bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faqih bin Abdurrohman bin Alwy bin Muhammad Shôhib Mirbath bin Ali Khôli’ Qosam bin Alwi bin Muhammad Shôhib Shouma’ah bin Alwi bin Ubaidillah bin Al-Muhâjir Ilallôh Ahmad bin Isa bin Muhammad An-Naqîb bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Jakfar Ash-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam As-Sibth Al-Husein bin Al-Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib suami Az-Zahro Fathimah Al-Batul binti Rosulullah Muhammad SAW.

Orang-tuanya

Sayyid Alwy bin Muhammad Al-Haddad, Ayah Syaikh Abdullah Al-Haddad dikenal sebagai seorang yang saleh. Lahir dan tumbuh di kota Tarim, Sayyid Alwy, sejak kecil berada di bawah asuhan ibunya Syarifah Salwa, yang dikenal sebagai wanita ahli ma’rifah dan wilayah. Bahkan Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad sendiri banyak meriwayatkan kekeramatannya. Kakek Al-Haddad dari sisi ibunya ialah Syaikh Umar bin Ahmad Al-Manfar Ba Alawy yang termasuk ulama yang mencapai derajat ma’rifah sempurna.

Suatu hari Sayyid Alwy bin Muhammad Al-Haddad mendatangi rumah Al-Arif Billah Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Habsy, pada waktu itu ia belum berkeluarga, lalu ia meminta Syaikh Ahmad Al-Habsy mendoakannya, lalu Syaikh Ahmad berkata kepadanya, ”Anakmu adalah anakku, di antara mereka ada keberkahan”. Kemudian ia menikah dengan cucu Syaikh Ahmad Al-Habsy, Salma binti Idrus bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy. Al-Habib Idrus adalah saudara dari Al-Habib Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy. Yang mana Al-Habib Husein ini adalah kakek dari Al-Arifbillah Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy (Mu’alif Simtud Durror). Maka lahirlah dari pernikahan itu Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad. Ketika Syaikh Al-Hadad lahir ayahnya berujar, “Aku sebelumnya tidak mengerti makna tersirat yang ducapkan Syaikh Ahmad Al-Habsy terdahulu, setelah lahirnya Abdullah, aku baru mengerti, aku melihat pada dirinya tanda-tanda sinar Al-wilayah (kewalian)”.

Masa Kecil

Dari semenjak kecil begitu banyak perhatian yang beliau dapatkan dari Allah. Allah menjaga pandangan beliau dari segala apa yang diharomkan. Penglihatan lahiriah Beliau diambil oleh Allah dan diganti oleh penglihatan batin yang jauh yang lebih kuat dan berharga. Yang mana hal itu merupakan salah satu pendorong beliau lebih giat dan tekun dalam mencari cahaya Allah menuntut ilmu agama.

Pada umur 4 tahun beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkannya buta. Cacat yang beliau derita telah membawa hikmah, beliau tidak bermain sebagaimana anak kecil sebayanya, beliau habiskan waktunya dengan menghapal Al-Quran, mujahaddah al-nafs (beribadah dengan tekun melawan hawa nafsu) dan mencari ilmu. Sungguh sangat mengherankan seakan-akan anak kecil ini tahu bahwa ia tidak dilahirkan untuk yang lain, tetapi untuk mengabdi kepada Allah SWT.

Dakwahnya

Berkat ketekunan dan akhlakul karimah yang beliau miliki pada saat usia yang sangat dini, beliau dinobatkan oleh Allah dan guru-guru beliau sebagai da’i, yang menjadikan nama beliau harum di seluruh penjuru wilayah Hadhromaut dan mengundang datangnya para murid yang berminat besar dalam mencari ilmu. Mereka ini tidak datang hanya dari Hadhromaut tetapi juga datang dari luar Hadhromaut. Mereka datang dengan tujuan menimba ilmu, mendengar nasihat dan wejangan serta tabarukan (mencari berkah), memohon doa dari Al-Habib Abdullah Al-Haddad. Di antara murid-murid senior Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah putranya, Al-Habib Hasan bin Abdullah bin Alwy Al-Haddad, Al-Habib Ahmad bin Zein bin Alwy bin Ahmad bin Muhammad Al-Habsy, Al-Habib Ahmad bin Abdullah Ba-Faqih, Al-Habib Abdurrohman bin Abdullah Bilfaqih, dll.

Selain mengkader pakar-pakar ilmu agama, mencetak generasi unggulan yang diharapkan mampu melanjutkan perjuangan kakek beliau, Rosullullah SAW, beliau juga aktif merangkum dan menyusun buku-buku nasihat dan wejangan baik dalam bentuk kitab, koresponden (surat-menyurat) atau dalam bentuk syair sehingga banyak buku-buku beliau yang terbit dan dicetak, dipelajari dan diajarkan, dibaca dan dialihbahasakan, sehingga ilmu beliau benar-benar ilmu yang bermanfaat. Tidak lupa beliau juga menyusun wirid-wirid yang dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bermanfaat untuk agama, dunia dan akhirat, salah satunya yang agung dan terkenal adalah Rotib ini. Rotib ini disusun oleh beliau dimalam Lailatul Qodar tahun 1071 H.

Akhlaq dan Budi Pekerti

Al-Imam Al-Haddad (rahimahullah) memiliki perwatakan badan yang tinggi, berdada bidang, tidak terlalu gempal, berkulit putih, sangat berhaibah dan tidak pula di wajahnya kesan mahupun parut cacar.

Wajahnya sentiasa manis dan menggembirakan orang lain di dalam majlisnya. Ketawanya sekadar senyuman manis; apabila beliau gembira dan girang, wajahnya bercahaya bagaikan bulan. Majlis kendalian beliau sentiasa tenang dan penuh kehormatan sehinggakan tidak terdapat hadhirin berbicara mahupun bergerak keterlaluan bagaikan terletak seekor burung di atas kepala mereka.

Mereka yang menghadhiri ke majlis Al-Habib bagaikan terlupa kehidupan dunia bahkan terkadang Si-lapar lupa hal kelaparannya; Si-sakit hilang sakitnya; Si-demam sembuh dari demamnya. Ini dibuktikan apabila tiada seorang pun yang yang sanggup meninggalkan majlisnya.

Al-Imam sentiasa berbicara dengan orang lain menurut kadar akal mereka dan sentiasa memberi hak yang sesuai dengan taraf kedudukan masing-masing. Sehinggakan apabila dikunjungi pembesar, beliau memberi haknya sebagai pembesar; kiranya didatangi orang lemah, dilayani dengan penuh mulia dan dijaga hatinya. Apatah lagi kepada Si-miskin.

Beliau amat mencintai para penuntut ilmu dan mereka yang gemar kepada alam akhirat. Al-Habib tidak pernah jemu terhadap ahli-ahli majlisnya bahkan sentiasa diutamakan mereka dengan kaseh sayang serta penuh rahmah; tanpa melalaikan beliau dari mengingati Allah walau sedetik. Beliau pernah menegaskan “Tiada seorang pun yang berada dimajlisku mengganguku dari mengingati Allah”.

Majlis Al-Imam sentiasa dipenuhi dengan pembacaan kitab-kitab yang bermanfaat, perbincangan dalam soal keagamaan sehingga para hadhirin sama ada yang alim ataupun jahil tidak akan berbicara perkara yang mengakibatkan dosa seperti mengumpat ataupun mencaci. Bahkan tidak terdapat juga perbicaraan kosong yang tidak menghasilkan faedah. Apa yang ditutur hanyalah zikir, diskusi keagamaan, nasihat untuk muslimin, serta rayuan kepada mereka dan selainnya supaya beramal soleh. Inilah yang ditegaskan oleh beliau “Tiada seorang pun yang patut menyoal hal keduniaan atau menyebut tentangnya kerana yang demikian adalah tidak wajar; sewajibnya masa diperuntuk sepenuhnya untuk akhirat sahaja. Silalah bincang perihal keduniaan dengan selain dariku.”

Al-Habib (rahimahullah) adalah contoh bagi insan dalam soal perbicaraan mahupun amalan; mencerminkan akhlak junjungan mulia dan tabiat Al-Muhammadiah yang mengalir dalam hidup beliau. Beliau memiliki semangat yang tinggi dan azam yang kuat dalam hal keagamaan. Al-Imam juga sentiasa menangani sebarang urusan dengan penuh keadilan dengan menghindari pujian atau keutamaan dari oramg lain; bahkan beliau sentiasa mempercepatkan segala tugasnya tanpa membuang masa. Beliau bersifat mulia dan pemurah lebih-lebih lagi di bulan Ramadhan. Ciri inilah menyebabkan ramai orang dari pelusuk kampung sering berbuka puasa bersama beliau di rumahnya dengan hidangan yang tidak pernah putus semata mata mencari barakah Al-Imam.

Al-Imam menyatakan “Sesuap makanan yang dihadiahkan atau disedekahkan mampu menolak kesengsaraan”. Katanya lagi “Kiranya ditangan kita ada kemampuan, nescaya segala keperluan fakir miskin dipenuhi, sesungguhnya permulaan agama ini tidak akan terdiri melainkan dengan kelemahan Muslimin”.

Beliau adalah seorang yang memiliki hati yang amat suci, sentiasa sabar terhadap sikap buruk dari yang selainnya serta tidak pernah merasa marah. Kalaupun ia memarahi, bukan kerana peribadi seseorang tetapi sebab amalan mungkarnya yang telah membuat Al-Imam benar-benar marah. Inilah yang ditegaskan oleh Al-Habib “Adapun segala kesalahan berkait dengan hak aku, aku telah maafkan; tetapi hak Allah sesungguhnya tidak akan dimaafkan”.

Al-Imam amatlah menegah dari mendoa’ agar keburukan dilanda orang yang menzalimi mereka. Sehingga bersama beliau terdapat seorang pembantu yang terkadangkala melakukan kesilapan yang boleh menyebabkan kemarahan Al-Imam. Namun beliau menahan marahnya; bahkan kepada si-Pembantu itu diberi hadiah oleh Al-Habib untuk meredakan rasa marah beliau sehinggakan pembantunya berkata: “alangkah baiknya jika Al-Imam sentiasa memarahiku”.

Segala pengurusan hidupnya berlandaskan sunnah; kehidupannya penuh dengan keilmuan ditambah pula dengan sifat wara’. Apabila beliau memberi upah dan sewa sentiasa dengan jumlah yang lebih dari asal tanpa diminta. Kesenangannya adalah membina dan mengimarahkan masjid. Di Nuwaidarah dibinanya masjid bernama Al-Awwabin begitu juga, Masjid Ba-Alawi di Seiyoun, Masjid Al-Abrar di As-Sabir, Masjid Al-Fatah di Al-Hawi, Masjid Al-Abdal di Shibam, Masjid Al-Asrar di Madudah dan banyak lagi.

Diantara sifat Al-Imam termasuk tawaadu’ (merendah diri). Ini terselah pada kata-katanya, syair-syairnya dan tulisannya. Al-Imam pernah mengutusi Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Aidarus. “Doailah untuk saudaramu ini yang lemah semoga diampuni Allah”

Wafatnya

Beliau wafat hari Senin, malam Selasa, tanggal 7 Dhul-Qo’dah 1132 H, dalam usia 98 tahun. Beliau disemayamkan di pemakaman Zambal, di Kota Tarim, Hadhromaut, Yaman. Semoga Allah melimpahkan rohmat-Nya kepada beliau juga kita yang ditinggalkannya.

Habib Abdullah Al Haddad dimata Para Ulama

Al-Arifbillah Quthbil Anfas Al-Imam Habib Umar bin Abdurrohman Al-Athos ra. mengatakan, “Al-Habib Abdullah Al-Haddad ibarat pakaian yang dilipat dan baru dibuka di zaman ini, sebab beliau termasuk orang terdahulu, hanya saja ditunda kehidupan beliau demi kebahagiaan umat di zaman ini (abad 12 H)”.

Al-Imam Arifbillah Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Idrus ra. mengatakan, “Sayyid Abdullah bin Alwy Al-Haddad adalah Sultan seluruh golongan Ba Alawy”.

Al-Imam Arifbillah Muhammad bin Abdurrohman Madehej ra. mengatakan, “Mutiara ucapan Al-Habib Abdullah Al-Haddad merupakan obat bagi mereka yang mempunyai hati cemerlang sebab mutiara beliau segar dan baru, langsung dari Allah SWT. Di zaman sekarang ini kamu jangan tertipu dengan siapapun, walaupun kamu sudah melihat dia sudah memperlihatkan banyak melakukan amal ibadah dan menampakkan karomah, sesungguhnya orang zaman sekarang tidak mampu berbuat apa-apa jika mereka tidak berhubungan (kontak hati) dengan Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebab Allah SWT telah menghibahkan kepada beliau banyak hal yang tidak mungkin dapat diukur.”

Al-Imam Abdullah bin Ahmad Bafaqih ra. mengatakan, “Sejak kecil Al-Habib Abdullah Al-Haddad bila matahari mulai menyising, mencari beberapa masjid yang ada di kota Tarim untuk sholat sunnah 100 hingga 200 raka’at kemudian berdoa dan sering membaca Yasin sambil menangis. Al-Habib Abdullah Al-Haddad telah mendapat anugrah (fath) dari Allah sejak masa kecilnya”.

Sayyid Syaikh Al-Imam Khoir Al-Diin Al-Dzarkali ra. menyebut Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebagai fadhillun min ahli Tarim (orang utama dari Kota Tarim).

Al-Habib Muhammad bin Zein bin Smith ra. berkata, “Masa kecil Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah masa kecil yang unik. Uniknya semasa kecil beliau sudah mampu mendiskusikan masalah-masalah sufistik yang sulit seperti mengaji dan mengkaji pemikiran Syaikh Ibnu Al-Faridh, Ibnu Aroby, Ibnu Athoilah dan kitab-kitab Al-Ghodzali. Beliau tumbuh dari fitroh yang asli dan sempurna dalam kemanusiaannya, wataknya dan kepribadiannya”.

Al-Habib Hasan bin Alwy bin Awudh Bahsin ra. mengatakan, “Bahwa Allah telah mengumpulkan pada diri Al-Habib Al-Haddad syarat-syarat Al-Quthbaniyyah.”

Al-Habib Abu Bakar bin Said Al-Jufri ra. berkata tentang majelis Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebagai majelis ilmu tanpa belajar (ilmun billa ta’alum) dan merupakan kebaikan secara menyeluruh. Dalam kesempatan yang lain beliau mengatakan, “Aku telah berkumpul dengan lebih dari 40 Waliyullah, tetapi aku tidak pernah menyaksikan yang seperti Al-Habib Abdullah Al-Haddad dan tidak ada pula yang mengunggulinya, beliau adalah Nafs Rohmani, bahwa Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah asal dan tiada segala sesuatu kecuali dari dirinya.”

Seorang guru Masjidil Harom dan Nabawi, Syaikh Syihab Ahmad al-Tanbakati ra. berkata, “Aku dulu sangat ber-ta’alluq (bergantung) kepada Sayyidi Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Kadang-kadang dia tampak di hadapan mataku. Akan tetapi setelah aku ber-intima’ (condong) kepada Al-Habib Abdullah Al-Haddad, maka aku tidak lagi melihatnya. Kejadian ini aku sampaikan kepada Al-Habib Abdullah Al-Haddad. Beliau berkata,’Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani di sisi kami bagaikan ayah. Bila yang satu ghoib (tidak terlihat), maka akan diganti dengan yang lainnya. Allah lebih mengetahui.’ Maka semenjak itu aku ber-ta’alluq kepadanya.”

Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi ra. seorang murid Al-Habib Abdullah Al-Haddad yang mendapat mandat besar dari beliau, menyatakan kekagumannya terhadap gurunya dengan mengatakan, ”Seandainya aku dan tuanku Al-Habib Abdullah Al-Haddad ziaroh ke makam, kemudian beliau mengatakan kepada orang-orang yang mati untuk bangkit dari kuburnya, pasti mereka akan bangkit sebagai orang-orang hidup dengan izin Allah. Karena aku menyaksikan sendiri bagaimana dia setiap hari telah mampu menghidupkan orang-orang yang bodoh dan lupa dengan cahaya ilmu dan nasihat. Beliau adalah lauatan ilmu pengetahuan yang tiada bertepi, yang sampai pada tingkatan Mujtahid dalam ilmu-ilmu Islam, Iman dan Ihsan. Beliau adalah mujaddid pada ilmu-ilmu tersebut bagi penghuni zaman ini. ”

Syaikh Abdurrohman Al-Baiti ra. pernah berziaroh bersama Al-Habib Abdullah Al-Haddad ke makam Sayidina Al-Faqih Al-Muqoddam Muhammad bin Ali Ba’Alawy, dalam hatinya terbetik sebuah pertanyaan ketika sedang berziaroh, “Bila dalam sebuah majelis zikir para sufi hadir Al-Faqih Al-Muqaddam, Syaikh Abdurrohman Asseqaff, Syaikh Umar al-Mukhdor, Syaikh Abdullah Al-Idrus, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, dan yang semisal setara dengan mereka, mana diantara mereka yang akan berada di baris depan? Pada waktu itu guruku, Al-Habib Abdullah Al-Haddad, menyingkap apa yang ada dibenakku, kemudian dia mengatakan, ‘Saya adalah jalan keluar bagi mereka, dan tiada seseorang yang bisa masuk kepada mereka kecuali melaluiku.’ Setelah itu aku memahami bahwa beliau Al-Habib Abdullah Al-Haddad, adalah dari abad 2 H, yang diakhirkan kemunculannya oleh Allah SWT pada abad ini sebagai rohmat bagi penghuninya.”

Al-Habib Ahmad bin Umar bin Semith ra. mengatakan, “Bahwa Allah memudahkan bagi pembaca karya-karya Al-Habib Abdullah Al-Haddad untuk mendapat pemahaman (futuh), dan berkah membaca karyanya Allah memudahkan segala urusannya agama, dunia dan akhirat, serta akan diberi ‘Afiat (kesejahteraan) yang sempurna dan besar kepadanya.”

Al-Habib Thohir bin Umar Al-Hadad ra. mengatakan, “Semoga Allah mencurahkan kebahagiaan dan kelapangan, serta rezeki yang halal, banyak dan memudahkannya, bagi mereka yang hendak membaca karya-karya Al-Quthb Aqthob wal Ghouts Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad ra.”

Al-Habib Umar bin Zain bin Semith ra. mengatakan bahwa seseorang yang hidup sezaman dengan Al-Habib Abdullah Al-Haddad ra., bermukim di Mekkah, sehari setelah Al-Habib Abdullah Al-Haddad wafat, ia memberitahukan kepada sejumlah orang bahwa semalam beliau ra. sudah wafat. Ketika ditanya darimana ia mengetahuinya, ia menjawab, “Tiap hari, siang dan malam, saya melihat beliau selalu datang berthowaf mengitari Ka’bah (padahal beliau berada di Tarim, Hadhromaut). Hari ini saya tidak melihatnya lagi, karena itulah saya mengetahui bahwa beliau sudah wafat.”

Karya-karyanya

Beliau meninggalkan kepada umat Islam khazanah ilmu yang banyak, yang tidak ternilai, melalui kitab-kitab dan syair-syair karangan beliau. Antaranya ialah:


1. An-Nashaa’ih Ad-Dinniyah Wal-Washaya Al-Imaniyah.

2. Ad-Dakwah At Tammah.

3. Risalah Al-Mudzakarah Ma’al-Ikhwan Wal-Muhibbin.

4. Al Fushuul Al-Ilmiyah.

5. Al-Hikam.

6. Risalah Adab Sulukil-Murid.

7. Sabilul Iddikar.

8. Risalah Al-Mu’awanah.

9. Ittihafus-Sa’il Bi-Ajwibatil-Masa’il.

10. Ad-Durrul Manzhum Al-Jami’i Lil-Hikam Wal-Ulum.*


* Kitab ini adalah kumpulan syair-syair Al-Imam. Qasidah-qasidah dalam album ini di ambil dari kitab ini. Mutiara Qasidah Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad dapat didownload secara cuma-cuma disini : http://www.alhawi.net/MutiraQasidah.htm

Demikian sekilas dari sejarah beliau. Karya-karyanya sangat masyhur di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah ratib Al Haddad (baca ‘n download ratibnya disini : http://qomarfauzie.wordpress.com/2007/06/19/ratib-al-haddad/). Ratib ini sering dibaca di berbagai majlis dan masjid-masjid di kampung kita karena memiliki banyak faedah bagi yang membacanya. Nah, tunggu apalagi yuk..mari kita teladani dan amalkan ajaran-ajaran beliau…

Muharram

KELEBIHAN BERPUASA 10 MUHARRAM DAN PERISTIWA-PERISTIWA YANG TERJADI PADA HARI TERSEBUT


Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi kepadanya pahala 10,000 malaikat dan sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan menaikkan dengan setiap rambut satu darjat. Dan sesiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari Aasyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka".

Lalu para sahabat bertanya Rasulullah S.A.W: "Ya Rasulullah S.A.W, adakah Allah telah melebihkan hari Aasyura daripada hari-hari lain?". Maka berkata Rasulullah S.A.W: "Ya, memang benar, Allah Taala menjadikan langit dan bumi pada hari Aasyura, menjadikan laut pada hari Aasyura, menjadikan bukit-bukit pada hari Aasyura, menjadikan Nabi Adam dan juga Hawa pada hari Aasyura, lahirnya Nabi Ibrahim juga pada hari Aasyura, dan Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api juga pada hari Aasyura, Allah S.W.T menenggelamkan Fir'aun pada hari Aasyura, menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub a.s pada hari Aasyura, Allah S.W.T menerima taubat Nabi Adam pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengampunkan dosa Nabi Daud pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga pada hari Aasyura, dan akan terjadi hari kiamat itu juga pada hari Aasyura!"